Tuesday, 11 February 2014

Limbangan, desa kecil di ujung kulon Magelang



Seminggu  yang lalu saya melakukan perjalanan kecil, perjalanan rutinitas setiap satu bulan sekali ke sebuah desa kecil di ujung barat kota magelang, tepatnya desa limbangan kecamatan kajoran kab magelang.

Perjalanan yang teramat istimewa bagi saya , karena untuk sekian kalinya saya bisa bertemu dengan orang-orng terkasih yang selalu menyayangi dan menanti akan kehadiran saya.

Ya mereka adalah istri tercinta dan malaikat-malaikat kecilku, walau dipastikan setiap satu bulan aku pulang namun semua tetap akan selalau istimewa dan moment ini adalah moment yang paling aku nantikan dan cari.

Sedikit saya ingin mengenalkan sebuah desa yang bagi saya teramat berkesan, keindahan alamnya, keramahan penduduknya ciri khas pedesaan yang terletak di ujung sebelah barat kota Magelang, berbatasan langsung dengan Purworejo dan sebelah utara dengan Wonosobo.


suasana desa
Desa ini terletak di lereng gunung Sumbing, dari sini bisa melihat gunung Sumbing dengan keangkuhan dan kekokohannya, waktu yang pas untuk melihat pemandangan gunung sumbing adalah di pagi hari saat matahari bersinar cerah, biru sumbing begitu menawan, dan ditempat ini biasa aku mengajak anak-anak mendaki bukit kecil dan melihat gunung.

Kalau kalian pernah berwisata ke Borobudur, hanya butuh 1 jaman untuk sampai ke desa Limbangan dengan angkutan angkot dari terminal Salaman jurusan Kali Angkrik dan dengan biaya 6 ribu .

Memasuki pertigaan Krasak, belok kanan dan siap-siap mata di manjakan dengan pemandangan alam yang mengagumkan, sawah-sawah berundak, bukit-bukit hijau, sungai dan jalan mulus berkelok.
Angin pegunungan pun terasa, begitu jauh perbedaan suhu dengan di kota.


 

          menikmati pagi
Jalan yang naik turun dan berkelok mencirikan daerah peggunungan dengan aspal yang mulus menambah desa ini tertata rapi, moda angkutan utamanya berupa angkot dan bis kecil, yang menghantar para penduduk menjual hasil- hasil kebunya ke pasar dan ke kota.

Aktifitas penduduknya sebagian besar bertani dan berdagang, dan sedikit yang merantau ke luar daerah bahkan luar negri dan ada sebagian kecil yang menjadi PNS.

Pasar juga semarak dengan riuhnya para pedagang dan pembeli memberi kesan bahwa kehidupan ekonominya berjalan dengan baik, tidak hanya satu pasar namun ada beberapa pasar dengan jarak yang tidak begitu jauh.

Banyak keindahan yang tersembunyi di dalam desa-desa di kawasan pegunungan sumbing yang masih alami yang menawarkan hijaunya persawahan dengan bukit yang mengelilingi di sekitarnya.

Keramahan penduduk-penduduknya yang selau menyapa setiap ada orang baru yang singgah, kedamaian desa ini terlihat dari senyum para penduduknya seolah hidup ini teramat sederhana, bekerja sepenuh hati di ladang atau ke pasar untuk menafkahi keluarganya, terasa beda sekali dengan kehiupan yang aku rasa di kota Jakarta.



keindahan alamnya


namun perlahan namun pasti Kesederhanaan yang menjadi ciri utamanya lama kelamaan tergerus oleh globalisasi, rumah –rumah yang dulu terkesan sederhana dan nyaman kini berganti dengan tembok-tembok yang kokoh bahkan berkesan mewah untuk ukuran orang desa, mereka adalah para pekerja sukses yang mengadu nasib di negri orang, meninggalkan sejenak kedamaian kampung halaman untuk sebuah mimpi yang lebih baik.


rumah tradisional (joglo)


Mereka adalah petani-petani sukses yang bertahan dengan hasil garapan sawah yang masih tergolong luas dan mereka adalah pedagang-pedagang di pasar tradisional yang mampu bersaing  dan bertahan dan ahirnya sukses membuka jaringan perdagangannya 

 pergi ke sawah




Seminggu rasanya masih kurang bermain bersama anak-anak, mendaki bukit kecil di ujung desa, melihat persawahan yang menghijau dari ketinggian, ini adalah tempat favorit yang biasa aku datangi saat aku pulang ke kampung halaman bersama istri dan anak-anak, di sini aku mengajarkan sedikit akan keindahan alam.


 
tempat favorit

Gunung, sungai, sawah perpaduaan keindahan yang alami yang menghiasi kehidupan kampung kecil ini.

Dan semoga desa kecil ini akan tetap bertahan menjadi desa kecil yang asri, alami, ramah, tanpa adanya pihak –pihak berduit yang ingin menjadikan sebagai lahan perumahan buat orang-orang kota,  menginggat perumahan sudah marak dan mendekati kawasan desa-desa di lereng tersebut.

Limbangan, 7 februari 2014

No comments:

Post a Comment

Damai Hati Ini Akan Selalu Ada

Hamparan sawah tandus menghampar sepanjang penglihatan dalam perjalanan ini, musim kemarau masih berlalu entah sampai kapan, bongkah...