Sehari yang lalu tanggal 16 desember sore, temenku "Aya" coment dalam fb ku "Pak Agha tanggal ini kan tanggal meninggalnya Soe Hok Gie di gunung semeru "katanya.
Aku termenung sebentar benar tanggal ini (16 desember ) merupakan tgl meninggalnya Soe Hok Gie dalam pendakian gunung semeru 43 tahun yang lalu.
Berbagai tulisan tentang Soe Hok Gie banyak kita temui dalam buku-buku maupun media online, ya sosok seorang pemuda yang cinta akan tanah airnya, pemuda yang selalu gelisah memikirkan kehidupan rakyat kecil, pemuda yang begitu perduli terhadap Bangsa dan Negaranya, hal ini terungkap dari buku-buku yang menulis tentangnya, tentang tulisan tulisanya diantaranya: Catatan Harian Seorang Demonstran, Zaman Peralihan, dan Soe Hok Gie sekali lagi. Dari situ terlihat secara jelas siapa sosok Soe Hok Gie sebenarnya,
Sebagai seorang pemuda Indonesia yang gigih memperjuangkan mimpi dan cita-citanya untuk Negara tercinta.
Soe Hok Gie begitu telah menginspirasi generasi pemuda setelahnya...bahkan sampai saat ini akan tetap menjadi inspirator terutama bagi pemuda Indonesia yang perduli akan Bangsanya.
Sosok Soe Hok Gie baru aku kenal setelah aku menemukan dan membaca buku Catatan Harian Seorang Demonstran yang diterbitkan oleh LP3ES yang kini menjadi koleksi di perpustakan pribadiku, bersanding dengan kedua buku tentang dia, yaitu Zaman Peralihan berupa catatan pemikiranya tentang berbagai persoalan yang terjadi dalan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Membaca buku-buku tentang Soe Hok Gie hati ini menjadi iri, di usianya yang masih teramat muda sudah mampu menyumbangkan pemikiranya untuk bangsanya, lewat kritikan-kritikan yang ditulisnya untuk perbaikan bangsa. Kecintaan terhadap bangsa dan kecintaan terhadap alam Indonesia sangatlah kuat sehingga menjadikanya sebagai hobby , disaat kegelisahannya tiba, yah..kembali ke alam, berteman dengan alam adalah obat penawar yang sangat ampuh baginya.
Alasan naik gunung baginya sangat gamblang dijelaskan dalam tulisaanya saat mendaki gunung slamet "Kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan-slogan. Seorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalo ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal indonesia bersama rakyatnya dari dekat, pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung (Soe Hok Gie)
Itu salah satu alasan seorang Soe Hok Gie naik gunung,
Di gunung pula ahirnya Soe Hok Gie menghembuskan nafasnya yang terahir bersama Idhan Lubis teman pendakianya di puncak gunung semeru (baca lengkapnya di buku Soe Hok gie satu kali lagi),
Kini 43 tahun setelah kepergianya Soe Hok Gie masih terus dikenang dan akan terus dikenang dan akan menjadi sumber inspirasi bagi pemuda yang perduli akan nasib bangsanya.
Dan film tentang Soe Hok Gie yang digarap oleh Riri Riza dan Mira Lesmana dan di perankan oleh Nicolas Saputra beberapa tahun yang lalu cukup mengobati kerinduan para pengagum Soe Hok Gie.
Soe Hok Gie akan tetap menjadi Soe Hok Gie sampai kapanpun akan tetap terus menginspirasi, dan menegaskan bahwa bangsa ini pernah mempunyai pemuda yang begitu perduli terhadap nasib bangsanya.
Semoga kau tenang di alam sana...Bpk Soe Hok Gie, ..
" Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan "
(Soe Hok Gie)
Numpang tanya mas budhi, dapat/beli buku" karangan soe hok gie dimana kira' ya??, Terimakasih mohon infonya.
ReplyDeleteMaaf mas baru sempat bales..saya nemu dulu di toko buku gramedia mas sama gunung agung kira kira 4thun yg lalu...tpi klo sekarang kurang tahu kykna susah..kmrn smpt nyari nyari tpi ga nemu...coba lewat buku online aj mas ...mungkin masih ada stock
DeleteOke thx infonya, nanti saya coba cek di gramedia dulu deh...
Delete