kang jagur, aku, omsis
Seminggu yang lalu sahabat-2 terbaikku mengajakku ke kuningan...,rumah
djagur menjadi tujuan awal. Ada om sis ,djagur, diski, suci dan wie-wie, markup
yang rencana juga mau ikut.
Ke kuningan selain kerumahnya djagur juga ingin camping di daerah
palutungan dan diahiri dengan naik gunung ceremai.
namun sehari sebelum berangkat whe-2,suci,diski,dan markup tidak jadi ikut mereka ada acara mendadak, katanya.
.
Jam 8 malam ahirnya kami bertiga jalan dari bekasi
Om sis juga sudah siap dengan cariernya yang teramat besar isinya tenda dan alat
perlengkapan lain.
Jam 9 malam bis ke kuningan mulai jalan dari cakung...perlahan bus mulai
meninggalkan kota bekasi.
Kondisi penumpang cukup ramai..bus penuh..dengan biaya 20,000 setelah
negosiasi..ahirnya kita jalan..walaupun itu Cuma bertiga, sayang anak-anak
yang lain ngak bisa ngikut.
Selama perjalanan, aku menghabiskan waktu ku utuk tidur,,.,om sis dan
djagur masih asik ngobrol hal-hal yang gak jelas mengisi waktu perjalanan ini yang menjenuhkan, ngobrol hingga lama namun perlahan semakin tak terdengar lagi
obrolan mereka yang terdengar hanyalah dengkuran si djagur..dasar...
%%
Jam 3 pagi bus sudah mulai masuk kota kuningan...,bertiga kami turun di
terminal kuningan.
Udara kuningan begitu dingin memaksaku untuk memakai jaket, Pagi ini masih sepi..kendaraan belum banyak berlalu lalang..aku terpaksa
menunggu angkot yang mau menghantarkan ke rumah djagur.
Angkot mulai beroprasi jam 4 pagi.., setelah menunggu cukup lama ahirnya
angkot datang bertiga kami langsung naik.Pagi ini kota kuningan nampak begitu damai..
Setelah setengah jaman perjalanan kami tiba dirumahnya djagur, rumah yang
masih sama seperti tahun lalu saat aku juga mampir dirumah ini.
Ibunya djagur..menyambut dengan ramah..dan segelas teh manis anget menghangatkanku pagi ini.
Setelah itu matahari juga belum menampakkan dirinya, aku dan om sis
istirahat sekedar melepas lelah setelah terpontang panting di kendaraan hingga aku ketiduran.
Jam setengah enam pagi aku dibangunin djagur pagi ini rencana mau
jalan dan berendam di pemandian air panas sangkalurip
.
.
Perasaan aku tidur Cuma sebentar,dengan mata yang masih menahan kantuk
ahirnya aku dan om sis bangun juga ,.
Cuaca pagi ini nampak begitu cerah dan pemandangan di belakang juga indah
nampak gunung ceremai dengan kokohnya tegak dengan kabut tipis terlihat
dipuncaknya.
Setengah jam kemudian sampai juga di sangkal hurip setelah membayar tiket
masuk Rp.3000,- aku langsung mandi .
Kolamnya ternyata habis dibersihkan , cukup lama aku bertiga mandi di air
panas, hal ini menginggatkanku ketika mandi di pemandian air panas gunung pancar di daerah
sentul.
Anak-anak yang mandi belum rame Cuma beberapa orang saja.
Setelah dari sangkaluhirp perjalan dilanjutkan ke waduk darma dengan waktu
kurang lebih setengah jaman perjalanan.
Sebelumnya mampir beli susu murni dari penduduk kuningan, ternyata susu
muni rasanya begitu hampar malah tidak berasa, biar ada rasanya maka susu murni bisa
dicampur dengan fanta sehingga rasanya baru terasa nikmat.
Waduk darma adalah sebuah penampungan air yang lumayan luas di daerah
kuningan, terlihat beberapa orang sedang menikmati indahnya waduk darma,
semilir angin menghembus tubuhku.
Setelah menikmati indahnya suasana waduk darma perjalanan dilanjutkan ke
sebuah kolam ikan yang menurut kebanyakan orang kuningan ikan itu di anggap
keramat tidak ada orang yang berani memakanya.
Daerah itu bernama darmaloka sepuluh menit perjalan dari waduk darma.
Ikan –ikan di darmaloka banyak banget saling bergerombol apalagi kalau
dikasih makanan sebungkus roti ikan-ikan itu akan berebut makanan
Selain di darma loka ikan –ikan itu juga hidup di daerah cibulan...menurut
cerita penjaganya jika airnya kering atau di bersihkan ikan-ikan itu tidak ada dan setelah
ada air lagi ikan –ikan itu dengan sendirinya akan terlihat lagi dan bertambah banyak.
Dan satu kepercayaan masyarakat kuningan ikan-ikan itu dianggap keramat
oleh penduduk kuningan dan tidak ada yang berani memakanya.
Setelah dari darma loka karena cuaca yang mulai panas perjalanan
dilanjutkan pulang ke rumah..
Kota kuningan tidak begitu luas tapi begitu menawan masih terlihat sawah
jalan yang begitu rapi.
Sesampai di rumah ibunya djagur nyiapin makan, karena perut yang sudah
kelaparan tak lama berselang makananpun kami hajar..( efek kelaparan )
Om sis sendiri dengan lahapnya menyatap menu buatan nyokapnya djagur.
Rencana nanti sore jam tigaan perjalanan dimulai lagi tujuanya ke bumi
perkemahan palutungan dan kita akan ngecamp disana sebelum acara inti pendakian
ceremai.
Setelah persiapan
logistik dan perlengkapan siap semua berempat kami jalan diantar sama bapak
tirinya djagur dengan mabil boknya. kenalan dengan temanya djagur bernama itok yang juga akan menemani ngecam dan naik gunung nanti.
Itok yang ternyata
anak base camp palutungan dia sering banget nongkrong di
base camp, orangnya pendiam Mungkin karena aku belum terlalu mengenal lebih
jauh.
Tapi orangnya
ternyata cukup asik.
Jam lima
sore aku sampai di basecamp palutungan, setelah bayar tiket masuk ahirnya kami
langsung mendirikan tenda tepat di bawah pohon pinus,
Beberapa tenda
juga sudah berdiri..namun tidak begitu rame terlihat anak-anak sekolah yang
mengisi liburan dengan camping di palutungan.
Setelah tenda
berdiri itok dan djagur pergi kehutan untuk mencari kayu bakar..buat bakar ikan
dan untuk menghangatkan badan malam nanti.
Matahari sudah
tidak terlihat dan bersembunyi dibalik gunung, perlahan gelap menyelimuti palutungan
hawa dingin juga sempat menusuk ke pori-pori, api unggun segera di nyalakan
untuk mengusir hawa dingin lereng ceremai.
Karena perut yang
sudah lapar ..om sis segera membakar ikan yang sudah dipersiapkan oleh ibuknya
jagur.
Ikan-ikanya lumayan banyak dan buat menu makan malam kali ini alakadarnya ternyata begitu nikmat membakar ikan bersama teman gunner.
Malam semakin larut kabut juga sudah mulai turun, bunyi binatang-binatang hutan semakin terdengar menyatu dengan alam ,
bintang juga menampakkan dirinya sesekali harus terhalang oleh turunya kabut.
Menghabiskan malam
untuk sekedar berdendang, ngobrol, dan menyusun rencana untuk besok pagi.
Djagur sudah
nampak mengantuk dan dia langsung masuk ketenda dan baru sebentar sudah
terdengar dengkuranya menadaskan dia kecapaian.
Aku sama itok dan
om sis masih menghangatkan badan dengan api unggun yang masih menyala.
Jam 12 malam aku
sudah merasa ngantuk..hujan juga turun memaksa kami untuk masuk ke tenda dan
tak lama berselang aku sudah tertidur dengan nikmatnya dibalut dengan alam di
palutungan.
##
Kicau
burung-burung membangunkanku dari tidur..aku lihat mentari sudah menampakkan
dengan semburat jingganya, itok dan djagur ternyata bangun duluan berdua mereka
sedang menghangatkan badanya di api unggun sisa semalam yang masih menyala.
Aku segera gabung bersama
mereka dan segelas kopi hangat menghangatkan tubuhku dan aku merasa begitu
indah.
Setelah sarapan
segelas kopi dan sedikit kue-kue..aku, djagur,itok dan omsis ingin melihat
keindahan yang lain di palutungan yaitu sebuah curug dibawah bukit, 500 meter
dari kami ngecamp.
Air curug ternyata
begitu dingin dan tebing-tebing disekelilingnya begitu terjal dan terlihat
begitu indah.
Aku merasakan
kesegaran tubuhku dengan berendam di curug dan sempat untuk memanjat tebing di
sebelah kanan curug dengan akar-akar sebagai pegangan.
Curug di
palutungan masih begitu alami batu-batunya masih bersih tanpa adanya
coret-coret baik oleh pilox atau sepidol.
Setelah menikmati
indahnya dan dinginya pancuran air ahirnya kami naik ke camp dan persiapan
untuk melanjutkan perjalanan ke puncak ceremai.
Bongkar dan
packing ulang dan semua perlengkapan sudah dicek rapi..kami meninggalkan pos
palutungan , djagur ngak bisa ikut naik dan aku melepas kepergianya kembali
kerumahnya.
Bertiga aku ,itok
dan omsis melanjutkan perjalana ke puncak. Siang ini udara terlalu panas dan
cuaca lumayan bersahabat.
Melewati ladang
penduduk ketemu dengan anak-anak crosser kuningan yang sedang berlatih.., tujuan mereka di pos 1
cigowong.
Ternyata selain
jalur untuk pendaki ada satu jalur lagi untuk motor yang dibuat mereka para
crosser untuk latihan.
Pos demi pos sudah
kami lalui..di sepanjang perjalan banyak aku temui binatang-binatang seperti
monyet , ayam hutan, burung-burung, sesekali binatang –binatang itu mengagetkan
langkah ku.
Jalur palutungan ternyata lumayan panjang antara satu pos dengan pos yang
lain memerlukan 2-3 jam perjalanan.
Malam segera turun menggantikan siang yang terlalu panas, kesunyian hutan
terasa begitu memasuki gelap.
Tak ada pendaki lain selain kami bertiga, gelap malam memaksaku untuk
berhati-hati mengikuti arah jalur pendakian,dengan diterangi cahaya lampu
senter aku mengikut jalur pendakian pelan namun pasti.
Mendekati puncak jalanan mulai
menanjak dan berbatu, di kiri dan kanan sudah tidak terlihat lagi pohon-pohon
yang tubuh Cuma tubuhan-tumbuhan kecil dan liar, nampak di langit ribuan bintang
bergemerlap seolah dekat banget yang kadang hilang jika kabut turun ini yang disebut the universe
Karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan langsung ke
puncak malam ini, di tambah lagi keadaan om sis yang sesak napas, maka
perjalanan ke puncak dilanjutkan besak pagi.
Di pos walet kami buka tenda, dam segelas susu panas mengantarkan tidur
malam ini berselimut kabut dan di temani hawa dingin puncak ceremai.
Puncak tinggal setengah jam lagi....
Aku terbangun oleh dering alarm hp ku, aku lihat jam sudah menunjukan pukul
5 pagi, aku lihat di luar tenda masih gelap dan hawa dingin terus menusuk
tubuhku.
Tak lama kemudian
om sis juga bangun, itok masih terlihat tidur dalam sleping bagnya.
Aku segera keluar
tenda dan aku paksakan untuk melawat dingin, om sis juga sama seperti ku dia
lawan semua hawa dingin.
Itok ngak nerusin
perjalanan ke puncak..karena Mungkin dia sudah terlalu sering ke puncak
ceremai.
Aku dan om sis
melanjutkan perjalanan menuju puncak., jalanan masih sama berbatu dan
menanjak..
Aku sempat istirahat
untuk mengatur nafas ku yang mulai tidak teratur..karena terlalu berhasrat
untuk sampai di puncak , aku lupa untuk istirahat hasilnya aku susah bernafas ,
Nampak om sis di
bawah juga berusaha keras mengatur nafas, aku lihat di puncak tinggal beberapa
langkah lagi…dan tak lama kemudian setelah perjalanan setengah jam..ahirnya aku
dan om sis tiba di puncak ceremai.
Beruntung pagi
masih begitu gelap dan aku bisa menunggu sunrise di puncak, di puncak tidak ada
manusia lagi kecuali Cuma aku dan om sis.
Sesaat kemudioan
semburat jingga nampak dari arah timur.. dan aku lihat guratan-guratan awan
membentuk seperti gelombang ombak diangkasa.
Aku melihat
sunrise dan keindahan yang tak pernah terpikirkan oleh ku…
Ahirnya
aku bersukur untuk sebuah mimpi yang sudah tercapai…dan keindahan yang telah aku
saksikan..bersama alam karena dengan itu semua aku menyadari akan kekuasaan_Mu
di puncak ceremai
####
Untuk itok, om sis, djagur, dan puncak
ceremai.. makasih banget akan sebuah keajaiban,keindahan dan terus lah menjadi
seorang petualangan
No comments:
Post a Comment