Thursday, 4 June 2015

Ketika

Tantangan #NulisRandom2015 hari ke-5

KETIKA...

Ahh..sepertinya saat itu kita terjebak dalam cinta yang sepenuhnya kita tak mengerti, hanya sebuah perasaan dua remaja desa lugu yang sok berani mengungkapkan cinta padahal tak tau apa-apa.

Ketika itu kita duduk di batu besar sambil memandang jernihnya air sungai di sebelah desa, bercerita banyak tentang mimpi dan dunia di atas awan, sambil melihat teman-teman kecil kita menghabiskan waktu luang dengan berenang sambari bermain air.

Ada banyak cerita saat itu, ketika mimpi-mimpi kita bertemu dalam satu imajinasi bersama, melawan himpitan hidup masa kecil.

"Biarlah orang-orang tua di luar sana yg merasakan beban hidup kita " kata mu waktu itu.

"Tak selayaknya kita sebagai anak-anak ikut bersedih. "

Itu yang kita lakukan bersama seolah kita tidak merasakan beban yang mendalam, tawa-tawa kecil dan senyum kita selalu tersungging dalam keseharian, menghabiskan waktu dengan bermain sepanjang hari, aku suka dengan kenangan kita saat itu.

Seiring berlalunya waktu kita sadar akan arti penderitaan, tak selamanya kita hidup dalam dunia anak-anak, ada beban di luar sana yang harus kita pikul bersama, walau begitu kita masih bisa tersenyum dan tetep bisa meneruskan akan mimpi kita.

Ketika itu kita semakin akrab menjalin persahabatan  kita bersama teman-teman masa kecil, menjalani aktifitas bersama hingga benih-benih perasaan itu tumbuh, aku belum sepenuhnya mengerti tentang perasaanku, hingga pada masanya rasa itu perlahan mulai terungkap.

Ternyata kau pun sama merasakan seperti yang ku rasa, itu aku tahu dari pengakuanmu malam itu, ketika bulan terlihat begitu indah di langit sana, ketika bintang-bintang menari dalam balutan indahnya.
Senyummu nampak begitu menawan waktu itu, hingga membuatku terpaku dalam diam

Ahh..sepertinya saat itu kita terjebak dalam cinta yang sepenuhnya kita tak mengerti, hanya sebuah perasaan dua remaja desa lugu yang sok berani mengungkapkan cinta padahal tak tau apa-apa.

Aku ingat ketika itu ku genggam erat tanganmu sambil memandang bulan yang menyinari kita, dan kita tertawa tanpa tau apa yang kita tertawakan.

Kita biarkan semua mengalir dan tumbuh dengan sendirinya, hingga kita semakin tahu akan cinta yang kita rasa,ehh maaf bukan tahu melainkan kita merasa sok tahu sebenarnya.

Satu purnama berlalu hampir mendekati dua purnama, aku tak tahu sampai kapan ini semua akan berlalu, hingga ketika itu aku pergi mengejar mimpi-mimpi jauh meninggalkanmu.

Menjadikan rasa itupun mulai pudar dan rapuh dengan sendirinya, jangan salahkan keadaan tapi salahkan kita yang sok mengerti akan semuanya.
Lama masa itu berlalu, seiring berputarnya waktu yg akan terus berlalu.

Hingga ketika perjumpaan itu, kita terdiam dalam sore yang sunyi,
di atas batu besar yang dulu kita pernah duduk bersama, Dan kini terulang kembali. Tak ada teman- teman kecil kita dulu yang berenang di sungai depan kita, hanya gemericik aliran sungai beradu disela-sela bebatuan.

Rasa itu kembali hadir saat kau bilang "Aku masih sayang kamu....."

@genk

No comments:

Post a Comment

Damai Hati Ini Akan Selalu Ada

Hamparan sawah tandus menghampar sepanjang penglihatan dalam perjalanan ini, musim kemarau masih berlalu entah sampai kapan, bongkah...