Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen
“Awesome Journey” Diselenggarakan oleh Yayasan Kehati dan Nulisbuku.com
“Itu namanya bintang AIRLISH ” kataku sambil ku tunjukkan
setitik bintang di langit, bintang yang nampak begitu terang dibandingkan dengan
bintang-bintang di sekelilingnya.
"Lihatlah jari telunjukku, ikuti arahnya ” pintaku.
“Sudah kau menemukannya ?"
“Hmmm.” kau mengangguk.
"iya sudah warna kuning keemasankan?".
"iya sudah warna kuning keemasankan?".
iya yang di sana itu yang paling terang
"Apa namanya tadi ?"
"Airlish, tidak akan ada di dalam kamus, aku menamai
sendiri tiga tahun yang lalu,
"Airlish ? ya Airlish artinya kedamaian " kataku.
"Jarang atau hampir tidak pernah sama sekali aku menemukan
ribuan bintang di langit sana yang seindah malam ini, Terimakasih kamu telah membawaku
kesini” katamu.
"Tahu nggak, hampir setahun sekali aku datang ke sini, ,
terkadang aku sendiri hanya sekedar untuk melihat bintang kedamaian di atas
sana, menengok keberadaanya dan tahun ini tahun ke tiga aku melihatnya "
“Sebegitu istimewanya kah bintang itu “ katamu ,
Lalu kamu membetulkan letak sweetermu dan mengalungkan
shal di lehermu
“Lihatlah dan rasakan ” kataku.
“Apa yang kau rasakan malam ini?”
Damai, damai di bawah hamparan bintang dan pelukan
alam, selaksa ribuan kunang-kunang di sawah saat waktu kecil dulu aku sering
melihatnya.
Persis,
Hanya dari sini dari tempat ini bintang, ribuan
bintang seolah tidak malu-malu untuk menampakkan dirinya, mereka pamer akan keindahan
dan kecantikanya untuk kita berdua sayang, mereka akan menghibur kita dan
memanjakan mata kita.
ahh ternyata kerlipnya masih sama dengan tahun lalu bahkan kelihatanya semakin bertambah banyak..
ahh ternyata kerlipnya masih sama dengan tahun lalu bahkan kelihatanya semakin bertambah banyak..
Itu salah satu alasan aku selalu menyempatkan untuk
singgah di sini ya hanya di sini aku bisa melihat airlish begitu menawan.
Malam ini angin tidak begitu kencang meniup, burung malam sesekali berkicau di dahan pohon cemara gunung yang menjulang, jangkrik hutan juga mulai bersautan , mengisi irama malam.
“ Tidurlah ke dalam tenda kalau kau mengantuk ”
pintaku.
Api unggun yang tadi kita nyalakan masih menyisakan
bara yang menyala merah, kau mengoreknya sesekali meniup biar nyala apinya bisa
menghangatkan mu.
“ Sebentar lagi, aku masih ingin melihat bintang idamanmu ”.
“ Hehe pilihlah bintangmu sendiri dan berilah nama
sesukamu ” pintaku.
“ Hmmm, apa ya nama yang cocok?”
Aku menganggkat bahu "entahlah".
Kau mulai mendongakkan kepalamu mata indahmu mulai
menelusuri langit luas itu! katamu sambil menunjuk bintang yang bersinar ,
sinarnya hampir sama dengar Airlish, bahkan bersebelahan hanya terpisah
ruang gelap.
“Kamu melihatnya sayang ?” tanyamu.
“Sebelah kanan Airlish kan?”
“Iya …benar”
“Kira-kira akan kau beri nama apa bintangmu itu sayang? ” Tanyaku.
“Bagaimana kalau NIZAMI? ”
“Nizami…hmmmm nama yang bagus” pujiku
“Nizami artinya cinta ” heheh kau tertawa
mengartikanya.Sama itu pun tidak ada dalam kamus aku pun mengarang sendiri
arti dan namanya “ lanjutmu.
“Hahaha..akupun tertawa, berarti kita sama-sama
ngarang ” kau tertawa manis malam ini.
“Siapa yang perduli ” katamu dan kita pun tertawa
lepas untuk sesaat lamanya.
Di bawah sana kerlip lampu kota pun berkelip namun hanya
berupa hamparan sempit, tetap kalah indahnya jika dibanding kerlip ribuan
bintang di langit sana , Airlish dan Nizami pun tertawa mengejek kekonyolan
yang barusan kita buat, entah ke dua bintang itu menerima atau tidak nama yang
kami berikan kepadanya.
Rambut panjangmu tersibak oleh angin malam yang
mulai nakal.
“ Masuklah ke sleeping bag mu sayang, aku tidak rela
angin malam menyentuh dan menggodamu" Pintaku.
“Makasih sebegitu cemburunya kamu dengan angin, ah
gombal ” Katamu.
%%
Malam masih menyisakan denting lagunya, sebentar lagi
meninggalkan dan kembali keperaduan, hanya tinggal menunggu beberapa jam lagi
matahari dari timur sana akan terbit membaurkan semua bintang termasuk bintang
Airlish dan Nizami yang disisa malam ini masih bersinar dengan terangnya.
Perlahan semburat jinga terlihat di ufuk timur,
merah, kuning, orange berbaur menjadi
satu , langit timur mulai memancarkan cahaya indahnya. Secara perlahan, semakin
lama-semakin indah, inilah keindahan pagi.
Airlish dan Nizami perlahan menghilang ditelan cahaya
matahari pagi seolah dia ingin mengucapkan selamat tinggal kawan terimakasih telah
menemani malam –malamku, sampaikan salam buat kekasih hatimu.
%%
Air panas di dalam ceret kecil yang ku letakkan di atas
kompor portabelku mulai berbunyi dan mendidih, uapnya terasa begitu
menghangatkan. Aku menyiapkan dua gelas cantik, ku isi dengan coklat batangan yang
masih tersisa dua bungkus. Perlahan ku tuangkan air mendidih tersebut ke dalam
gelas dan jadilah dua gelas coklat panas pagi ini.
"Selamat pagi sayang ” bisikku, kau masih belum mau
beranjak dari sleping bag mu
Sebentar lagi kita packing dan turun, dan ini
coklat hangat semoga membuat pagimu semakin bahagia.
“ Terimakasih ya yang ” balasmu
"Ohhh iya dapat salam dari Airlish dan Nizami katanya
dia senang kau beri nama Nizami, dia menitipkan ini kepadamu"
Kucium keningmu dan kubisikan “ Nizami menitipkan
cinta kepadamu, i love you sayang ”
Merbabu, 2014
### ###
No comments:
Post a Comment