Mimpi untuk
terbebas dari belenggu penderitaan, ingin bebas merdeka adalah impian setiap
manusia ketika kebebasanya terbungkam oleh aturan dan teror. Belenggu yang
membawa pada satu nasib, persamaan gagasan untuk mengahiri semuanya, mengubah
keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya itulah impian
orang-orang yang terbungkam karena satu sistim pemerintahan.
Tak terkecuali
pada dunia binatang yang menjadi tokoh pada novel yang berjudul Animal
Farm karya Gorge Onwell.
Novel ini berkisah tentang pemberontakan dan kehidupan setelahnya di peternakan
manor milik pak Jones.
Kehidupan
peternakan seperi biasa berjalan seperti apa adanya, para binatangpun menjalani
kehidupan sehari-hari tanpa banyak mengeluh. Namun ada perasaan gundah ketika si
tua Major babi yang dihormati di peternakan mengunggkapkan mimpinya yang selama
ini ingin ia sampaiakan ke seluruh binatang di peternakan manor.
Mimpi seekor
babi tua akan kebebasan, mengurus urusan peternakan secara mandiri, tanpa
kekangan dan bebas merdeka dalam mengatur kehidupanya. Mimpi-mimpi itu ia
ungkapkan di depan semua warga peternakan membuat sebagian binatang merenungkan
tentang gagasan tersebut.
Tersebutlah Snowball
dan Napoleon babi cerdas dan berpengaruh
yang meneruskan gagasan si tua Major untuk
mewujudkan mimpi akan sebuah kebebasan. Hingga suatu hari terjadilah
pemberontakan warga peternakan terhadap pemiliknya pak Jones.
Namun apakah
setelah pemberontakan nasib mereka menjadi lebih baik???
Animal Farm
menghadirkan cerita yang menarik, konflik demi konflik , perebutan kekuasaan,
pemberontakan, propaganda untuk melanggengkan kekuasaan, dualisme kepemimpinan
yang berahir satu harus disingkirkan, dan melencengnya tujuan awal dari sebuah
mimpi tentang demokrasi menjadi tirani. Membaca animal farm sedikit banyak
belajar tentang kehidupan berpolitik terutama tentang sisitim totaliter yang
menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan, propaganda dukungan
tentang pemimpin .
Disatu sisi mereka
yang semula berjuang bersama tersisih bahkan menjadi musuh yang harus
disingkirkan, hal ini terjadi pada tokoh Snowball yang berjuang sepenuh hati
untuk sebuah kebebasan.
Revolusi tidak
serta merta membuat nasib mereka berubah, sebagian binatang mempertanyakan
nasibnya atas kepemimpinan baru, namun aturan-aturan tegas, terror, dan ancaman
membuat mereka mengutuki nasibnya kembali,sebagian tersadar kehidupan tak lebih
baik sebelum pemberontakan.
George Onwell
mampu menghasilkan cerita yang sederhana namun serat akan makna tentang kehidupan dalam satu pemerintahan
beserta konflik yang berada di dalamnya. Lebih dalam lagi bahwa novel ini
merupakan novel alegori politik pada
masa perang dunia ke-2 sebagai satire atas pemeritahan totaliterisme Uni sovet.
Menarik untuk
dibaca, karena cerita dalam Animal Farm
masih relevan dengan kehidupan berpolitik saat ini terutama bagi
Negara-negara yang menganut sistim pemerintahan yang totaliter
Dan ahirnya
setelah membaca Animal Farm ingatanku melayang pada masa lampau, masa pemerintahan
sebelum reformasi ketika Jendral selama
32 tahun berkuasa dimana kebebasan berpendapat tidak sebebas saat ini.
“Semua binatang setara,
tetapi beberapa binatang lebih setara dari pada yang lain” Camkan itu
kamerad..!!!!
@genk
diposting juga di http://kertasbuku.com/genre-review/klasik-genre-review/review-animal-farm-karya-george-orwell/
No comments:
Post a Comment